Bogor - Sepanjang hari
Rabu (17/02), atmosfer Kota Bogor sedikit memanas. Ratusan karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor yang sebagian besar mengenaikan pakaian Korpri melakukan aksi unjukrasa.
Mereka
menuntut Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan, Untung Kurniadi untuk lengser dari
jabatannya. Pasalnya, Untung dianggap arogan dalam memimpin PDAM Tirta Pakuan. Disamping itu juga, Untung dianggap tidak berpihak kepada para karyawan.
Aksi
unjukrasa dimulai di depan halaman Balaikota, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota
Bogor. Para pengunjukrasa yang berjumlah sekitar 200 orang sempat melakukan orasi.
"Para
karyawan PDAM merasa dirugikan dengan dengan kebijakannya yang tidak
berpihak kepada para karyawan. Padahal kami sudah banyak berbuat sehingga
prestasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menjadi salah perusahaan terbaik
di Indonesia," kata Rojak, Kordinator Lapangan kepada para wartawan.
"Selain
itu, kami merasa kecewa atas kepemimpinannya. Sikap arogansi dan banyak
kebijakan yang tidak mementingkan para karyawan," imbuhnya.
Para
pengunjuk rasa diterima oleh Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman. Usmar
menyatakana akan menyampaikan aspirasi para karyawan ke Walikota Bogor,
Bima Arya.
"Bapak
Walikota sedang tidak ada di tempat. Saya terima aspirasi ini mewakili
Pak Walikota. Mudah-mudahan apa pun yang disampaikan bersifat objektif dan tidak tendesius," ujar Usmar di depan para pengunjuk rasa.
Aksi
demo lalu berlanjut dengan mendatangi kantor PDAM Tirta Pakuan. Sempat
terjadi dorong-dorongan antara petugas dengan para pengunjuk rasa.
Sementara itu Dirut PDAM Tirta Pakuan, Untung Kurniadi mengatakan bahwa dalam melakukan aksi demo ada aturannya.
"Tiga hari sebelum.aksi harus meminta izin kepada pihak perusahaan atau kepolisian serta dan melaporkannya ke Dinas Sosial Tenaga Kerja, " jelasnya.
"Saya belum dapat laporannya. Tidak ada laporan dan pemberitahuan," imbuhnya lagi.
di PDAM, masih katanya, ada prosedur baku manakala ada keluhan bisa menyampaikan ke atasan langsung.
"Minimal satu tingkat diatasnya. Jika tidak puas bisa banding ke Kabag-nya. Jika jawabannya tidak memuaskan juga bisa dibawa ke tingkat direksi," jelasnya.
"Setiap
minggu ada briefing staf hari sabtu dan ada rapat evaluasi setiap awal
bulan. Saya bingung, ini murni karyawan atau ada upaya provokasi," pungkasnya. (fer)